novelnovel tersebut mengusung ideologi feminisme untuk melawan diskriminasi tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, secara purposive dipilih sejumlah novel yang secara intens mengangkat isu ketidakadilan gender di bidang pendidikan dan pembagian ke~a di sektor publik. Novel-novel tersebut adalah Azab dan Sengsara (Merari Siregar, 1920), Sitti
SalvarSalvar Analisis Alih kode dan Campur kode pada Novel Keti para ler mais tarde. 0 notas 0% acharam este documento útil (0 voto) Kemudian pada tahun berikutnya terbit novel berjudul Azab dan Sengsara, oleh pengarang yang sama; sejak saat itulah mulai berkembang sastra fiksi yang dinamai novel dalam khazanah sastra Indonesia.
Stagesof the research done by: (1) read and understand the novel Azab dan Passion works Merari Siregar; (2) literature study to obtain reference books or reference books or reference related to the purposes of the study; (3) Mengiventarisasi the data related to faith, morals, and sharia; (4) to classify the data according to the format of the
Sesuaidengan rumusan masalah diatas , penulis hanya akan membahas pengertian novel , perbedaan novel dengan cerpen , unsur instrinsik dari novel azab & sengsara yang mencakup tokoh , latar , penokohan , alur , sudut pandang , amanat dan gaya bahasa dan identifkasi dari novel azab dan sengsara diantara nya kebiasaan , adat dan etika , nilai
JUDULNOVEL KARYA ANGKATAN 30-AN. Ciri-ciri Angkatan 30-an (Pujangga Baru) 1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita. 2. Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa. 3. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa. 4.
SINOPSISNOVEL AZAB DAN SENGSARA KARYA MERARI SIREGAR sinopsis novel – laskar pelangi andrea hirata april 30th, 2018 - judul novel laskar pelangi pengarang andrea hirata tahun 2005 sinopsis novel cerita dari sebuah daerah di belitung yakni di sd muhammadiyah' 'Contoh Analisis Unsur Unsur Novel Terjemahan
. Sinopsis Novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar - Azab dan Sengsara adalah karya sastra Pujangga Baru yang cukup terkenal dan sangat laris di zamannya. Ini merupakan roman adat dan bercampur psikologis. Roman ini ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan pertama kalinya oleh Balai Pustaka pada tahun 1920. Roman ini oleh kalangan sastrawan dianggap sebagai roman pertama Indonesia. Tema Cerita Cerita tentang adat istiadat lama orang Minang, masalah kawin paksa, cinta kasih sepasang muda-mudi yang mendapat halangan dari orang tua dan adat istiadat yang melekat. Setting Cerita Azab dan Sengsara setting ceritanya terjadi di daerah Sumatera, dan daerah Minangkabau, dan khususnya di kota Sipirok. Tokoh-tokohnya 1. Orang tua Baringin; merupakan seorang bangsawan dan termasuk orang kaya di daerahnya. 2. Sutan Baringin; seorang pemuda yang mempunyai tingkah laku jelek, pemalas, foya-foya, serakah, bengis, angkuh, dan seterusnya. 3. Nuria; seorang perempuan yang berhati mulia, berbudi bahasa, sopan santun, serta taat pada agama. Dia istri Sutan Baringin. 4. Adik Sutan Baringin; seorang perawan yang berhati mulia. 5. Mariamin; anak Sutan Baringin yang merupakan seorang perawan yang berhati mutiara. 6. Aminuddin; seorang pemuda berbudi, sopan serta taat agama maupun terhadap orang tua. Dia adalah anak dari adiknya Sutan Baringin. 7. Baginda Mulia; adalah seorang bangsawan kaya yang dihormati dan disegani di daerahnya. Dia masih mempunyai hubungan keluarga dengan sutan Baringin. Ayah Baginda Mulia adalah saudara kandung Ayah Sutan Baringin. 8. Kasibun; lelaki hidung belang. Dia suami Mariamin. 9. Marah Sait; adalah seorang protokol bambu, yang merupakan sahabat karib Sutan Baringin. Dia mempunyai sifat jelek seperti Sutan Baringin. Ringkasan Cerita Di kota Sipirok, ada seorang bangsawan yang kaya raya. Keluarga bangsawan kaya raya ini mempunyai dua orang anak, yang satu laki-laki dan satu lagi perempuan yang perempuan tidak diceritakan oleh pengarangnya, baik itu kenyataan kehidupannya dan bahkan namanya tidak disebutkan. Anak yang laki-laki itu bernama Sutan Baringin. Sutan Baringin begitu dimanjakan oleh ibunya, segala kehendaknya dituruti dan selalu dibela bila dia melakukan kesalahan. Akibatnya perlakuan yang demikian kemudian menjadikan Sutan Baringin seorang laki-laki yang manja, malas, keras kepala, angkuh, serta berperangai jelek. Sutan Baringin kemudian dikawinkan dengan Nuria, seorang perawan pilihan ibunya. Nuria, perawan yang berhati mutiara itu, sebenarnya tidak mencintai Sutan Baringin. Namun karena terpaksa dan menyenangi hati orang tua, maka dia pun dengan sabar selalu menemani Sutan Baringin dengan setia sampai mereka punya anak, yang satu laki-laki dan satunya lagi perempuan. Anak yang perempuan bernama Mariamin, sedangkan yang laki-laki oleh pengarangnya tidak diceritakan. Mariamin termasuk perempuan yang berbudi luhur, taat terhadap agama maupun orang tua, budi bahasanya halus, serta sopan santun. Setelah merangkak remaja, Mariamin jatuh cinta dengan pemuda yang bernama Aminuddin, yang tidak lain adalah saudara sepupunya sendiri, yaitu anak adik perempuan Sutan Baringin. Namun percintaan mereka tidak kesampaian karena dihalangi oleh ayah Aminuddin sendiri, dengan alasan Mariamin adalah orang miskin. Sebenarnya Ibu Aminuddin setuju, tapi karena suaminya tidak setuju, maka terpaksa dia mengalah pada suaminya. Aminuddin sendiri kemudian kawin dengan perawan pilihan orang tuanya. Setelah menikah, Aminuddin pergi ke Medan. Sedangkan Mariamin sendiri kemudian jatuh sakit karena cintanya yang tidak kesampaian itu. Oleh orang tuanya Mariamin dikawinkan dengan Kasibun, seorang laki-laki hidung belang dan berperangai jelek, dan sekaligus Kasibun mempunyai suatu penyakit yang kronis. Perlakuan Kasibun pada Mariamin begitu buruk dan sudah sangat keterlaluan. Akhirnya Mariamin minta cerai. Di pengadilan agama, gugatan cerai Mariamin dikabulkan oleh hakim agama, dan Mariamin pun cerai dengan Kasibun. Dengan hati hancur, Mariamin kembali ke Sipirok, dan di sanalah dia menetap dengan penuh kesengsaraan sampai akhir hayatnya. Sebenarnya tidak hanya Mariamin yang jatuh sengsara harta, jiwa, fisiknya, tapi sekaligus kedua orang tuanya juga jatuh sengsara yang luar biasa.
0% found this document useful 0 votes129 views5 pagesDescriptionAnalisisis Novel Azab Dan sengsaraCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes129 views5 pagesAnalisis Novel Azab Dan SengsaraJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. IDENTITAS BUKU Judul Azab dan SengsaraPenulis Merari Siregar Penerbit Balai Pustaka Tahun terbit 1993Cetakan KesebelasISBN 979-407-168-4Jumlah Halaman 163 halaman Azab Dan Sengsara merupakan karya Merari Siregar yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1920. Novel ini merupakan karya kedua yang sudah diterbitkan oleh Merari Siregar. Cerita yang ditulis bertemakan tentang adat istiadat lama yang melekat pada orang Minang seperti perjodohan kepada anak-anak keturunan Minang dan halangan yang dihadapi dalam sebuah percintaan. Sang penulis membuat novel ini karena ia ingin menunjukan adat dan kebiasaan yang kurang baik yang dialami oleh orang berlatar di Kota Sipirok, Tapanuli Selatan. Disana hidup seorang bangsawan yang memiliki keluarga. Keluarga itu memiliki 2 orang anak, yang satu merupakan laki-laki dan satunya lagi merupakan perempuan. 1 2 3 Lihat Fiksiana Selengkapnya
- Azab dan Sengsara adalah novel karya Merari Siregar yang diterbitkan pertama kali tahun 1921 oleh Balai Pustaka. Cetakan ulangnya telah mencapai 29 kali di tahun 2009. Zuber Usman melalui buku Kesusastraan Baru Indonesia 1957 menilai, karya ini merupakan novel yang mula-mula terbit. Judul novel ini yang dipakai pertama kali adalah Azab dan Sengsara Seorang Anak Gadis. Tapi, pada edisi selanjutnya terjadi revisi judul hingga hanya ditulis Azab dan Sengsara. Sesuai judulnya, novel tersebut memberikan gambaran pilu mengenai kehidupan tokoh utamanya yang bernama Mariamin. Dia sudah jatuh tertimpa tangga, yang harus menghadapi berbagai persoalan tiada henti. Itulah yang menjadikannya tidak kuat lagi saat beban hidup berada di puncak tekanan batin. Sinopsis novel Azab dan SengsaraNovel Azab dan Sengsara berfokus pada sosok kehidupan wanita bernama Mariamin. Semenjak ayahnya meninggal, kehidupan Mariamin menjadi tidak menentu. Satu per satu masalah menghampirinya hingga menjadikannya merasa sengsara. Hal lain yang membuat pilu selain kematian ayahnya adalah kehilangan pria yang dicintainya. Mariamin telah lama menjalin asmara dengan Aminuddin. Bahkan, mereka sudah saling mengenal semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Namun, nasib berkata lain. Kisah cinta mereka bubar lantaran Aminuddin menikahi wanita lain. Padahal, antara Mariamin dan Aminuddin awalnya bersepakat untuk menikah. Batin Mariamin makin sakit lagi tatkala dirinya menikah dengan Kasibun. Kasibun ternyata menyimpan penyakit kelamin menular. Hal itu membuat Mariamin menolak bersetubuh dengan suaminya itu. Gara-gara nafsu birahi yang tidak tersalurkan tersebut menjadikan mereka berdua cekcok. Kasibun yang mulai gelap mata, mulai memukul dan menyiksa Mariamin. Bagaimana kisah selanjutnya?Profil Merari SiregarMerari Siregar adalah sastrawan kelahiran Sipirok, Tapanuli, Sumatera Utara pada 13 Juli 1896. Saat itu, karya sastra yang dominan di masanya berupa hikayat. Merari menjadi penulis karya sastra dengan corak baru. Merari bukan hanya seorang penulis novel. Dia juga piawai dalam menyadur carita. Bahkan, hasil sadurannya cukup hidup dan tidak kelihatan bahwa cerita yang diangkat adalah saduran dari luar negeri. Mengutip situs Ensiklopedia Kemdikbud, riwayat pendidikan Merari tercatat pernah belajar di sekolah guru zaman Belanda, Kweekschool, lalu ke sekolah guru Oost en West di Gunung Sahari, Jakarta. Dia memperoleh ijazah dari Handelscrorrespondent Bond A di Jakarta pada 1923. Pekerjaan Merari dimulai sebagai guru bantu di Medan dan akhirnya dia pindah ke Jakarta. Di Ibukota, dia bekerja di Rumah Sakit CBZ RS Cipto Mangunkusumo. Dia berpindah pekerjaan lagi dan menuju Kalianget, Madura, untuk berkantor di Opium end Zouregie. Merari memiliki tiga anak dari pernikahannya. Mereka adalah Florentinus Hasajangu, Suzanna Tiurna Siregar, dan Theodorus Mulia Siregar. Saat kecil, Merari berada dalam lingkungan yang kental dengan ketaatan pada adat dan tradisi kawin paksa. Itulah yang membuatnya membuka mata saat dewasa, bahwa pola hidup masyarakat di Sipirok tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Dan, dirinya sangat ingin mengubah pandangan tersebut. Merari menghembuskan napas terakhir pada 23 April 1940. Dia meninggal di Kalianget, Madura. - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Yulaika Ramadhani
PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM KAJIAN NOVEL AZAB DAN SENGSARA KARYA MERARI SIREGAR Abstract Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji isi cerita dalam novel azab dan sengsara karya Merari Siregar. Kajian ini, bertujuan menganalisis sosiologi pengarang, sosiologi karya, dan sosiologi pembaca dan dampak sosial karya sastra. Dalam sosiologi pengarang ditelaah latar belakang sosial, status sosial pengarang, dan ideologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra. Dalam sosiologi karya ditelaah isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial. Dalam sosiologi pembaca dan dampak sosial karya sastra ditelaah sejauhmana sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial, perubahan dan perkembangan sosial. Sosiologi sastra merupakan pendekatan dalam karya sastra sekaligus nilai ekstrinsik yang terdapat dalam karya sastra. Nilai sosiologi sastra merupakan nilai yang berhubungan dengan latar sosial dan sikap dalam tokoh cerita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, yakni metode yang menggambarkan dan menganalisis setiap bagian isi dalam hubungannya dengan sosiologi pengarang, sosiologi karya dan sosiologi pembaca References Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Rafiek, M. 2013. Teori Sastra Kajian Teori dan Praktik. Bandung PT. Refika Aditama. Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Jakarta PT. Balai Pustaka. Vismaia & Syamsuddin. 2003. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Wellek, Rene & Warren Austin. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta Gramedia. Wiyatmi. 2008. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta Pustaka DOI DOI PDF Refbacks There are currently no refbacks. Jurnal Caraka is sebuah jurnal ilmiah yang secara reguler dipublikasikan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Institut Pendidikan Indonesia Jl. Pahlawan Garut,Indonesia. Jurnal Caraka berlisensi di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. Copyright © Institut Pendidikan Indonesia-Garut.
analisis novel azab dan sengsara